tugas bahasa indonesia 2 1.2
NAMA : IRFAN
FATHURRAHMAN
KELAS : 3 EB 23
NPM :
23210599
TUGAS BAHASA INDONESIA 2
PENALARAN
DEDUKTIF
·
Penalaran
Penalaran dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir
dengan menghubungkan bukti dan fakta atau bisa jadi, atau pun sesuatu yang
dianggap bahan bukti, lalu menuju suatu kesimpulan. Proses bernalar digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu penalaran induktif dan deduktif. Disini akan lebih
dijelaskan secara rinci mengenai penalaran Deduktif.
·
Penalaran deduktif
Deduktif adalah cara
berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus jadi Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
·
Jenis-jenis
penalaran deduktif
Jenis-jenis penlaran deduktif ada 2 macam yaitu:
1.
Silogisme
2.
Entimen
1. Silogisme
Silogisme merupakan suatu proses pengambilan kesimpulan
secara deduksi Silogisme disusun dari dua pernyataan (premis) dan sebuah
kesimpulan (konklusi) Dengan kata lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah
pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Silogisme
kategorial
Silogisme kategorial adalah
suatu silogisme yang terjadi dari tiga proporsi. Dua proporsi merupakan
premis dan satu proporsi merupakan simpulan.
- Premis
yang bersifat umum biasa disebut premis mayor.
- Premis
yang bersifat khusus biasa disebut premis minor.
Dalam simpulan terdapat subjek dan
predikat.
- Subjek
simpulan disebut term minor.
- Predikat
simpulan disebut term mayor.
Contoh :
Semua
manusia bijaksana
Semua
polisi adalah manusia
Jadi semua polisi bijaksana.
Untuk menghasilkan simpulan
harus ada term penengah. Sebagai pengubung antara premis mayor dan minor. Term
penengah di atas adalah manusia. Term penengah hanya terdapat di premis, tidak
terdapat pada simpulan. Jika term penengah tidak ada, simpulan tidak dapat
diambil.
Aturan umum silogisme
kategorial adalah
a. Silogisme terdiri atas tiga term : mayor,
minor, dan penengah
Contoh :
Semua
mahasiswa harus giat belajar
Ani
adalah seorang mahasiswa
Ani harus giat belajar.
Term
minor = Ani, Term mayor = harus giat belajar, Term penengahnya = mahasiswa
Dalam premis kalau lebih dari
tiga term simpulan akan jadi salah.
b. Dua premis yang negatif tidak dapat
menghasilkan simpulan.
Contoh :
Semua
harimau bukan serigala
Tidak
seekor serigala pun adalah domba
c. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan
pasti negatif.
Contoh :
Tidak
seekor jerapah pun adalah sapi
Semua
jerapah berleher panjang
Jadi, tidak seekor sapi pun
berleher panjang.
Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis
mayor yang berproposisi kondisonal hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan
anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen begitu pula sebaliknya.
Contoh :
jika besi dipanaskan, besi akan
memuai
besi dipanaskan
jadi, besi memuai.
Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor
berupa proporsi alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu
alternatif, simpulannya akan menolak alternatif lain.
2. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung,
dan dapat pula dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan
karena sama-sama sudah diketahui.
Contoh:
Semua
sarjana adalah orang cerdas
Ani
adalah seorang sarjana
Jadi, Ani adalah orang cerdas.
Dari silogisme ini dapat
ditarik saru entimen yaitu
“Ani adalah orang cedas, dia adalah seorang sarjana”